Rabu, 10 Oktober 2012

PINTU SEMPIT

Di depan sana ada sebuah pintu
pintu yang bisa mengantarmu kemana saja kamu mau
tapi sayang, kita semua harus berdesakan
karena pintu itu sempit dan begitu bernafsunya kita semua
ya, memang ada yang tidak begitu nafsu seperti kamu
tapi setidaknya lebih banyak yang punya nafsu

pintu itu sempit dan sepertinya susah buatku juga
sesekali aku keluar lewat jendela lalu masuk lagi melalui itu jendela
aku tahu rasanya mengalami udara di luar sana
sejenak memompa relung tulang semangatku yang dahaga
tapi jujur, belum pernah aku lalui pintu kemana saja
mungkin karena aku tidak suka berdesakan seperti mereka
atau bisa jadi aku terlalu sombong untuk menjadi marjinal dan hina
tapi jujur lagi, aku juga ingin lewat pintu itu seperti semuanya

entah kapan aku bisa sampai ke pintu itu
aku hanya bisa lihat kusennya yang penuh catatan kaki
persyaratan untuk bisa kemana saja
dan mereka yang kembali tidak ada yang bersorak sorai
entah mengapa
tidak ada yang bicara
dan tetap juga mereka ikut berdesakan kembali
melalui pintu sempit
yang bisa membawa mereka kemana saja
dan aku masih berdiri di dekat jendela ini
siap untuk melompat dan melongok dunia di luar sana
dan relung tulang semangatku siap mengembang
meminta udara segar memompanya

satu saat kelak,
aku lalui pintu sempit itu.

Tangerang, 10 Oktober 2012

Senin, 26 September 2011

MENCINTAI

Mencintai itu seperti empat musim yang datang tak kenal waktu

Menyeruak tiba-tiba membuat rona mukamu mengharu biru

Namun rona itu tak tinggal lama karena digantikan duka menderu

Lalu kamu mencoba berpasrah dalam sunyi seribu kelu yang layu


Oh betapa mencintai itu penuh dengan kejutan manis yang setia

Mereka-reka apa yang akan terjadi di ujung sana ketika ia menyapa

Mengerling kepadanya hanya untuk menunjukkan senyum mesra

Menggandeng tangannya dalam gemericik air pada payung di kala senja


Namun mencintai itu juga berarti pertikaian karena keegoisan diri

Karena hati ingin lebih dipahami daripada logika yang kerap menyendiri

Dan akhirnya hati itu terasa dipanggang sejuta bara yang seakan tak mau mati

Hingga di ujung simpang jalan itu akan kita pilih ke kanan atau ke kiri


Semua musim dalam cinta itu ditutup oleh musim semi khusus untuk cinta

Dimana dua hati yang terluka telah terobati dan siap memadu asmara

Mengucap janji dalam tatapan mesra bagi dunia baru yang datang dengan likunya

Di musim semi itu, semuanya berlalu digantikan oleh kecup mesra


Dan mencintai itu kembali kepada alamnya…



September, 2011

Selasa, 03 Mei 2011

UNTUK SAHABAT

Sekian lama tiada berita
apa kabarmu?
apakah derita yang kau panggul
ataukah ceria yang kau sungging?
bertanya-tanya aku tentang beritamu
sementara hidup terus menggerus
tanah gersang kita yang dulu pernah hijau
dan sekarang adalah tinggal cerita manis
untuk anak cucu yang tulang dan kulitnya meregang

sahabat, apa kabarmu?
apakah engkau jauh di kota bergelimang suka
ataukah kau berada di bawah kaki mereka yang berlalu-lalang
dan kau hanya mendengar derap kaki dan deru roda mereka?
tak ada kabar untuk kami yang mengenalmu

seandainya engkau di sini mungkin segalanya akan berbeda
setidaknya kita memiliki satu orang lagi untuk berbagi
berbagi kesedihan dan tangis yang tak pernah pecah
karena semuanya berlalu dengan cepat
seperti keranda yang setia menghantar kami satu persatu
menuju bukit di mana hanya ada sunyi dan senyap
hingga burung-burungpun enggan mampir untuk berkicau

sahabat, apa kabarmu?


titip rindu buatmu di sana yang kami tak pernah tahu...


Jakarta, 04 Mei 2011

"saat hati menghampa entah mengapa"

Rabu, 23 Maret 2011

EPISODE GALAU

bibirmu bergetar
matamu menatap nanar tanpa nalar
dan tanganmu mencoba mencari topangan untuk sejuta alasan
tapi keringat yang mengucur menolak semua yang terlintas perlahan

dan kamu terduduk lesu

sayang beribu sayang, tiada mata menatap ramah
semua seakan melihat di sudut mata mereka pada remah-remah
yang siap mereka lemparkan dari sudut meja karena tak ada guna ditahan
semuanya sudah terjadi dan tidak ada yang bisa diraih kembali walau oleh sebuah sentuhan

dan kamu tetap di sana bagaikan disorot lampu panggung

lesu

terpaku

menderu

galau



24 Maret 2011
"aku kembali"

Rabu, 10 November 2010

I'M BACK!

Great to see that this blog has not been vanished by the time!

Along my journey out there, I am really surprised to see all my writing here back years ago. I opened it yesterday and found out all writing like it was not me who wrote them.
Here and now, I'm telling you that "hugo shouts" is going to be shouting for more and more. Of course, you also can reach me through my other blogs. You may type my name and you will find me through the net.
Happy reading!


blessing,


Hugo

Rabu, 15 Oktober 2008

Senin, 08 September 2008

SOME PARENTS RAISE MONSTERS - AN OVERVIEW

Do you know what happened lately with the have community in Indonesia in connection with the world of education?

To tell you the truth, they raise monsters within their families. Children with no rules are enrolling within international schools and international standard schools. Parents are too busy to see this phenomenon. Teachers are in difficult and weak position. Since there are no rules at home but target and target. Parents want their children to be able to show how good they are in maths and English and other VIP lessons. Parents also want the schools - in this case the teachers - to equip their children with life skills but without any support from them at all. Teachers are not more than maids.

Some schools with business orientation as its leading theme would press the teachers to satisfy parents' needs. It is beyond the spirit of education. Schools should be the agent of change in educating those who want to be educated. The reality is the other way around these days. The fools are trying to drive the schools because unfortunately the fools have money and are on the top of the society economic level. This country has to do something. There are million of invisible hands trying to catch the gold fish.

There is no mistake in making schools with new paradigm. Not at all. However, schools with parents as the co-drivers can be such a terrible situation for the students emotional growth. The mentality of " I can buy everything because I can" is coming unconsciously to parents mind and become the trend of the century. Parents read a lot of educational books and think that they are experts by reading. Whilst the teachers who are really the practitioners are put aside because they are considered as maids level. The children as they are also students see this phenomenon right before their eyes and record this as "a chance" to take the teacher for granted. After all, my parents pay them. It is horrible moment to realize.

Positively, there would be revolution coming in the near future. The revolution would be from teachers. Surely, it would not be a physical such as a strike to the whole world. I believe that it would be a silent revolution where the teachers leave their tables, laptops, and stay at home

However, there are parents who really put themselves on teachers and education values side. Those parents who really appreciate teachers will do the physical ones. They would take action as the contra on the monsters producers and the monsters as well. Now, this is what I call horrible! There will be demonstrations against demonstrations. There will be number of students fighting each other. It is the time of justice.

Many families where those monsters are created choose religious schools as their bases. They are trained to use the gospels and many other religion beliefs. They are going to attack really hard. I think this is the most difficult area where the teachers in this field are coped with some "twisted" words of God. However, the evil will be gone. Amen!


Let's wait and see...

080908