Senin, 26 September 2011

MENCINTAI

Mencintai itu seperti empat musim yang datang tak kenal waktu

Menyeruak tiba-tiba membuat rona mukamu mengharu biru

Namun rona itu tak tinggal lama karena digantikan duka menderu

Lalu kamu mencoba berpasrah dalam sunyi seribu kelu yang layu


Oh betapa mencintai itu penuh dengan kejutan manis yang setia

Mereka-reka apa yang akan terjadi di ujung sana ketika ia menyapa

Mengerling kepadanya hanya untuk menunjukkan senyum mesra

Menggandeng tangannya dalam gemericik air pada payung di kala senja


Namun mencintai itu juga berarti pertikaian karena keegoisan diri

Karena hati ingin lebih dipahami daripada logika yang kerap menyendiri

Dan akhirnya hati itu terasa dipanggang sejuta bara yang seakan tak mau mati

Hingga di ujung simpang jalan itu akan kita pilih ke kanan atau ke kiri


Semua musim dalam cinta itu ditutup oleh musim semi khusus untuk cinta

Dimana dua hati yang terluka telah terobati dan siap memadu asmara

Mengucap janji dalam tatapan mesra bagi dunia baru yang datang dengan likunya

Di musim semi itu, semuanya berlalu digantikan oleh kecup mesra


Dan mencintai itu kembali kepada alamnya…



September, 2011

Selasa, 03 Mei 2011

UNTUK SAHABAT

Sekian lama tiada berita
apa kabarmu?
apakah derita yang kau panggul
ataukah ceria yang kau sungging?
bertanya-tanya aku tentang beritamu
sementara hidup terus menggerus
tanah gersang kita yang dulu pernah hijau
dan sekarang adalah tinggal cerita manis
untuk anak cucu yang tulang dan kulitnya meregang

sahabat, apa kabarmu?
apakah engkau jauh di kota bergelimang suka
ataukah kau berada di bawah kaki mereka yang berlalu-lalang
dan kau hanya mendengar derap kaki dan deru roda mereka?
tak ada kabar untuk kami yang mengenalmu

seandainya engkau di sini mungkin segalanya akan berbeda
setidaknya kita memiliki satu orang lagi untuk berbagi
berbagi kesedihan dan tangis yang tak pernah pecah
karena semuanya berlalu dengan cepat
seperti keranda yang setia menghantar kami satu persatu
menuju bukit di mana hanya ada sunyi dan senyap
hingga burung-burungpun enggan mampir untuk berkicau

sahabat, apa kabarmu?


titip rindu buatmu di sana yang kami tak pernah tahu...


Jakarta, 04 Mei 2011

"saat hati menghampa entah mengapa"

Rabu, 23 Maret 2011

EPISODE GALAU

bibirmu bergetar
matamu menatap nanar tanpa nalar
dan tanganmu mencoba mencari topangan untuk sejuta alasan
tapi keringat yang mengucur menolak semua yang terlintas perlahan

dan kamu terduduk lesu

sayang beribu sayang, tiada mata menatap ramah
semua seakan melihat di sudut mata mereka pada remah-remah
yang siap mereka lemparkan dari sudut meja karena tak ada guna ditahan
semuanya sudah terjadi dan tidak ada yang bisa diraih kembali walau oleh sebuah sentuhan

dan kamu tetap di sana bagaikan disorot lampu panggung

lesu

terpaku

menderu

galau



24 Maret 2011
"aku kembali"