Senin, 26 September 2011

MENCINTAI

Mencintai itu seperti empat musim yang datang tak kenal waktu

Menyeruak tiba-tiba membuat rona mukamu mengharu biru

Namun rona itu tak tinggal lama karena digantikan duka menderu

Lalu kamu mencoba berpasrah dalam sunyi seribu kelu yang layu


Oh betapa mencintai itu penuh dengan kejutan manis yang setia

Mereka-reka apa yang akan terjadi di ujung sana ketika ia menyapa

Mengerling kepadanya hanya untuk menunjukkan senyum mesra

Menggandeng tangannya dalam gemericik air pada payung di kala senja


Namun mencintai itu juga berarti pertikaian karena keegoisan diri

Karena hati ingin lebih dipahami daripada logika yang kerap menyendiri

Dan akhirnya hati itu terasa dipanggang sejuta bara yang seakan tak mau mati

Hingga di ujung simpang jalan itu akan kita pilih ke kanan atau ke kiri


Semua musim dalam cinta itu ditutup oleh musim semi khusus untuk cinta

Dimana dua hati yang terluka telah terobati dan siap memadu asmara

Mengucap janji dalam tatapan mesra bagi dunia baru yang datang dengan likunya

Di musim semi itu, semuanya berlalu digantikan oleh kecup mesra


Dan mencintai itu kembali kepada alamnya…



September, 2011