Rabu, 10 Oktober 2012

PINTU SEMPIT

Di depan sana ada sebuah pintu
pintu yang bisa mengantarmu kemana saja kamu mau
tapi sayang, kita semua harus berdesakan
karena pintu itu sempit dan begitu bernafsunya kita semua
ya, memang ada yang tidak begitu nafsu seperti kamu
tapi setidaknya lebih banyak yang punya nafsu

pintu itu sempit dan sepertinya susah buatku juga
sesekali aku keluar lewat jendela lalu masuk lagi melalui itu jendela
aku tahu rasanya mengalami udara di luar sana
sejenak memompa relung tulang semangatku yang dahaga
tapi jujur, belum pernah aku lalui pintu kemana saja
mungkin karena aku tidak suka berdesakan seperti mereka
atau bisa jadi aku terlalu sombong untuk menjadi marjinal dan hina
tapi jujur lagi, aku juga ingin lewat pintu itu seperti semuanya

entah kapan aku bisa sampai ke pintu itu
aku hanya bisa lihat kusennya yang penuh catatan kaki
persyaratan untuk bisa kemana saja
dan mereka yang kembali tidak ada yang bersorak sorai
entah mengapa
tidak ada yang bicara
dan tetap juga mereka ikut berdesakan kembali
melalui pintu sempit
yang bisa membawa mereka kemana saja
dan aku masih berdiri di dekat jendela ini
siap untuk melompat dan melongok dunia di luar sana
dan relung tulang semangatku siap mengembang
meminta udara segar memompanya

satu saat kelak,
aku lalui pintu sempit itu.

Tangerang, 10 Oktober 2012