Kesetiaan adalah satu kata yang sangat dalam dan luas.
Begitu dalam dan luasnya, hingga kita bisa menyalahartikan suatu kesetiaan. Kesetiaan dapat begitu dominan dalam hidup kita dan menjadi satu kesetiaan buta yang sangat teramat manis namun penuh kegetiran.
Kesetiaan adalah satu kata yang mewakili sisi karakter manusiawi setiap orang. Begitu manusiawinya hingga beberapa orang memberi penghargaan pada kesetiaan dalam bentuk gemerincing uang. Pada keadaan semacam itu, bukanlah kesetiaan buta yang didapat, melainkan kesetiaan penuh tuntutan. Dimana ada gemerincing uang, disitulah kesetiaan tersedia. Kesetiaan menjadi bagian dari dalil-dalil perekonomian.
Namun sayangnya, kita terkadang terlanjur menempatkan diri kita pada kesetiaan yang buta atau kesetiaan pada gemerincing uang. Kesetiaan yang tulus dan penuh dengan pembicaraan hangat patilah tanpa terhalangi dogma-dogma setia yang diciptakan oleh manusia-manusia penuh tipu daya. Kesetiaan adalah saat dimana kita mengingatkan teman yang hendak melompat jauh dari satu kehidupan nyata ke impian penuh dusta.
Namun adakalanya kesetiaan itu penuh dengan kesakitan.
Kesetiaan itu terkadang bukanlah pilihan yang tepat.
Kesetiaan itu terkadang milik kita yang tidak pernah ada.
Kesetiaan itu terkadang tidak hadir seperti yang kita mau.
Seperti Kumbakarna yang begitu setia pada kakaknya Rahwana.
Kesetiaannya begitu manis namun terasa getir.
Begitulah kita yang setia.
salam,
Senin, 12 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar