Rabu, 23 Januari 2008

TIME WILL TELL AND TIME WILL HEAL

TIME WILL TELL AND TIME WILL HEAL

Tentu banyak dari antara kita mengerti apa arti judul di atas walaupun tertulis dalam bahasa Inggris. Terjemahannya kurang lebih adalah “Waktu akan mengatakannya dan waktu (juga) akan menyembuhkan.”.

Bagi pasangan yang sedang mengalami kerenggangan hubungan, judul di atas sangatlah tepat untuk mengatakan siapa yang sebenarnya memulai kerenggangan itu. Namun begitu, bagi mereka yang mengalami musibah, judul di atas juga sangat tepat untuk menggambarkan perjuangan mereka bangkit dari titik nol. Tentu saja, sebagai manusia berakal budi kita dapat mengkaitkan judul di atas dengan berbagai pengalaman hidup.

Dalam perjalanan ke tempat kerja, terkadang saya membayangkan kendaraan yang bergerak sebagai sang waktu. Pepohonan, tiang listrik, pagar jalan dan semua benda yang diam adalah manusia yang dalam hitungan menit atau detik akan terlintasi oleh sang waktu. Otomatis para benda yang statis tersebut terlintasi dengan mudah, bahkan untuk jalan yang terlewati kita dapat mengatakan sang waktu menggilasnya. Tentu saja dalam dunia manusia nyata kita tidak ingin terlintasi oleh sang waktu tanpa suatu perbuatan atau karya. Lebih-lebih lagi apabila hanya tergilas oleh waktu tanpa sempat bertanya bahkan membuat aksi yang berarti. Kasihan sekali!

Beberapa kali saya terlibat dalam diskusi mempertanyakan sesuatu yang sedang terjadi di masyarakat. Pada akhir diskusi, pasti ada yang berkata dengan nada pasrah cenderung sinis, “kita lihat saja, waktu akan mengungkapkan semuanya”. Namun terkadang ketika waktu berhasil menghadirkan kenyataan dalam pandangan kita, beberapa orang teman telah terbuang dari peredaran waktu alias telah dipanggil oleh Sang Khalik. Rasa penasaran kita yang tidak terpuaskan akhirnya kita pasrahkan pada sang waktu.

Menunggu seorang teman mendapatkan jodoh terkadang membuat kita gemas. Sementara yang bersangkutan terlihat tenang-tenang saja. “Time will tell, apakah aku ini akan dapat jodoh tahun depan, bulan depan, minggu depan atau besok”. Terdengar enak dan ringan. Sementara ada teman yang dikhianati pasangannya dan terlihat menjalani hidup dengan pasrah terus mengatakan, “Time will heal the pain”. Kurang lebih artinya adalah waktu akan menyembuhkan rasa sakit itu. Lagi-lagi, sang waktu menjadi sandaran kita. Sementara saya makin gemas dengan sang waktu yang betul-betul berjalan tanpa peduli siapa kita. “Time flies” teman bule saya berkata seperti itu. Gila! Ternyata menurut kamus, terjemahannya adalah “waktu itu terbang”. Pasti cepat sekali sampai kita tidak menyadari banyak kesalahan yang telah kita buat dan belum sempat membuat hal yang berarti. Busyet!

Ketika kita menunggu untuk mendapatkan jodoh, pekerjaan baru, sampingan baru, bahkan gosip baru, tentu saja ada saja yang mengatakan “time will tell, yang beralah siapa atau time will tell pacar yang ini bakal jodohnya atau bukan” dan sebagainya. Lalu saat ada yang terpuruk karena kisah cinta yang bergelombang atau sakit hati karena tingkah bos yang seenaknya atau teman yang menyerobot ide, “time will heal the pain” suatu alternatif untuk mengatasi raa sakit hati dan ketidakberdayaan untuk mengadakan perhitungan. Menderita sekali!

Lebih parah lagi, banya lagu yang mengumandangkan kepasrahan kepada sang waktu atas nama ketidakberdayaan kita terhadap tantangan. Namun begitu bukan berarti apabila anda pasrah - bahwa sang waktu akan mengatakan kebenaran suatu hari nanti atau akan menyembuhkan luka batin dan menguburkannya dalam-dalam – berarti anda tidak bekerja. Justru anda bekerja dengan sang waktu sebagai kendaraan anda. Tentu saja kepasrahan itu adalah kepasrahan aktif. Jadi redaksinya sedikit diubah. Time will tell menjadi time will tell my deeds alias waktu akan mengatakan (kebenaran akan) tindakan-tindakanku. Kemudian juga Time will heal the pain menjadi time will heal their pain alias waktulah yang akan menyembuhkan luka mereka bukannya luka saya. Luka saya sudah sembuh sebelum luka mereka sembuh. Berarti apabila anda ditinggalkan oleh kekasih anda, dialah yang merasa sakit hati bukan anda. Parahnya, apabila anda yang meninggalkan kekasih. Alamak! Semoga bukanlah menjadi pembenaran untuk kesalahan kita semua.

Sekali lagi “Time will tell and time will heal the pain” dapat menjadi hal yang positif apabila kita juga ikut mengupayakannya. Jangan pernah menjadi pohon atau tiang listrik yang diam digilas oleh waktu.

1 komentar:

Andre mengatakan...

Mas Hugo, tulisannya keren sekalee..oh ya sekarang jualan jam ya..hihi canda lho..

eh btw Gabrielle lucu sekaleee pingin nggendong n cubit cubit niii..

Uhm...kira kira lupa ga ya sama aku heheh...

salam buat Cik Mel yaw